Teras Negeri memilih kawasan Muara Jawa di sepanjang pesisir timur sebagai lokasi ibukota baru RI. Ibukota baru perlu berada di kawasan strategis dan mudah diakses, menunjukkan keterbukaan dalam menyambut era baru Indonesia. Di luar itu, pemilihan kawasan ini sekaligus sebuah pernyataan keberanian bahwa Teras Negeri akan menjadi pembuktian dan percontohan nasional maupun dunia tentang bagaimana cara menghadapi perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. Selain fungsi pemerintahan, aktivitas dan ekonomi Teras Negeri akan digerakkan oleh sektor pendidikan dan penelitian. Teras Negeri juga akan dikembangan dengan prinsip-prinsip kelestarian dan pemanfaatan teknologi terkini yang meminimalkan degradasi lingkungan dan kerugian jangka panjang.

Strategic Plan

Teras Negeri akan mendorong pertumbuhan ekonomi dengan pemanfaatan ruang terbatas. Kawasan terbangun di Teras Negeri maksimal hanya akan seluas 35.000 hektar, dimulai dari kawasan perintis seluas 6.000 hektar. Ini menyisakan kawasan luas dengan fungsi penuh sebagai kawasan lindung.

Secara khusus, Teras Negeri akan diwujudkan melalui empat pendekatan:

Restore/Pemulihan: Pemulihan ruang-ruang terabaikan dan tercemar untuk penggunaan lain yang produktif

Protect/Perlindungan: Intervensi berbasis alam terutama untuk menjaga ketersediaan air dan proporsi ruang hijau

Connect/Penghubungan: Penyediaan akses transportasi dan komunikasi untuk keterhubungan dan produktivitas masyarakat IKN

Grow/Pertumbuhan: Penyediaan ruang-ruang penelitian dan ekonomi kreatif untuk mendorong perkembangan IKN